Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) adalah anak-anak yang mengalami penyimpangan, kelainan atau ketunaan dalam segi fisik, mental, emosi dan sosial, atau gabungan dari hal-hal tersebut sedemikian rupa sehingga mereka memerlukan pelayanan pendidikan yang khusus, yang disesuaikan dengan penyimpangan, kelainan, atau ketunaan mereka.
Deteksi dini anak berkebutuhan khusus dapat mengurangi ketergantungan pada orang lain.
Apabila anak berkebutuhan khusus ditangani sejak awal, maka segala bakat dan kemampuannya bisa dieksplorasi dan bermanfaat untuk masa depannya.
Klasifikasi Anak Berkebutuhan Khusus :
Anak berkebutuhan khusus ada beberapa jenis, dan cara penanganannya juga berbeda. Penting untuk mengetahui jenis dari kebutuhan khusus untuk menentukan cara menanganinya. Berikut adalah beberapa jenis klasifikasi anak berkebutuhan khusus :
Gangguan Autis.
Ciri utama yaitu gangguan pada perkembangan kemampuan interaksi sosial, komunikasi, dan munculnya perilaku berulang yang tak bertujuan. Perlu diketahui, gangguan autis bisa saja muncul mengikuti retardasi mental tapi bisa juga tidak. Artinya, gangguan autis bisa tetap tumbuh kembang layaknya anak normal apabila dikelola secara baik.
Gangguan Asperger.
Penderita gangguan asperger memiliki ciri-ciri yang mirip dengan autisme. Asperger merupakan gangguan neurologis atau saraf yang tergolong ke dalam spektrum autisme ringan. Pada sindrom asperger, penderita cerdas dan mahir dalam kemampuan verbal, namun canggung saat berkomunikasi atau berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya. Selain itu, penderita asperger cenderung tidak berekspresi, kurang peka, obsesif, repetitif, tidak menyukai perubahan, dan memiliki gangguan motorik.
Gangguan Attention Deficit/Hyperactive Disorder (AD/HD).
Ciri utama dari AD/HD adalah kurangnya kemampuan memperhatikan dan kontrol perilaku yang ditandai munculnya hiperaktivitas dan perilaku impulsif yang sulit ditahan. Anak dengan perhatian mudah teralihkan, tidak sabar, atau impulsif belum tentu menderita AD/HD. Perlu diagnosa spesifik dari dokter spesialis mengenai status anak.
Gangguan Perilaku/Tingkah Laku.
Gangguan perilaku atau conduct disorder merupakan gangguan yang meliputi agresi terhadap orang lain dan binatang, menghancurkan barang kepemilikan, berbohong atau mencuri, dan pelanggaran aturan yang serius. Gangguan perilaku disebabkan banyak hal dan umumnya tidak terdeteksi saat bayi. Namun pada saat anak mulai beranjak dewasa, perilakunya bisa mulai terlihat, misalnya senang menyiksa binatang atau memukul anak lain. Gangguan perilaku yang tidak ditangani dapat berujung kepada aksi kriminal di usia dewasa.
Gangguan Menentang (Oppositional Defiant Behaviour).
Gejala menonjol dari perilaku gangguan menentang adalah suka mendebat atau menentang norma atau nasihat orang dewasa. Walaupun tidak diikuti agresivitas fisik, melukai orang, atau merusak benda. Penyebab dari gangguan menentang lebih ke permasalahan psikologis yang dialami anak seperti pola asuh, modelling, atau pengaruh teman sebaya.
Gangguan Komunikasi.
Gangguan komunikasi merupakan gangguan perkembangan bicara dan bahasa yang ditandai kesulitan dalam menghasilkan bunyi/suara, menggunakan bahasa lisan untuk berkomunikasi, atau memahami apa yang disampaikan orang lain.
Gangguan Keterampilan Motorik.
Gangguan keterampilan motorik merupakan gangguan yang terjadi saat anak tidak bisa melakukan koordinasi motorik atau aktivitas-aktivitas motorik yang penting dan lazimnya sudah dikuasai anak sesuai umurnya.
Gangguan Belajar.
Gangguan belajar dikategorikan menjadi gangguan membaca (disleksia), gangguan menulis (disgrafia), dan gangguan matematika (diskalkulia). Pada gangguan belajar, anak-anak memiliki kemampuan intelegensi rata-rata dan tidak ada hambatan dalam kesempatan belajar namun mereka memiliki kesulitan dalam belajar.
Berikut Cara Mendeteksi Anak Berkebutuhan Khusus :
Fisik
- Anak memiliki bentuk wajah tidak lazim
- Mata miring, lidah tebal, dan leher pendek
- Mata mendekat ke hidung atau sebaliknya dari sudut normal
- Anak sulit menghisap melalui botol susu atau puting ibu
Komunikasi dan interaksi sosial
- Tidak merespon saat namanya dipanggil, meskipun pendengarannya normal
- Tidak pernah mengungkapkan emosi
- Tidak peka terhadap perasaan orang lain
- Tidak bisa memulai atau meneruskan percakapan
- Tidak bisa meminta sesuatu
- Sering mengulang kata namun penggunaannya kurang tepat
- Sering menghindari kontak mata
- Kurang berekspresi
- Tidak pernah melihat ke arah benda yang ditunjuk
- Tidak memiliki ketertarikan kepada anak-anak lain
Apabila anak sudah agak besar, bisa dilakukan deteksi tes Motorik
- Perintahkan anak memakai dan membuka baju. Apakah anak sanggup untuk melakukan koordinasi fungsi motorik halus
- Menyebut 4 warna dari 4 benda berbeda.
- Berkomunikasi dengan kalimat panjang. Tanyakan anak mengenai permainan yang disukainya. Apakah anak dapat menggunakan kalimat dengan jumlah kata 5-6 kata ketika berbicara normal.
- Mendengarkan. Mmembisikkan kalimat di telinga anak kemudian meminta anak mengulangi apa yang baru saja dikatakan.
- Mengikuti petunjuk. Apakah anak sanggup mendengarkan dan memahami petunjuk yang diberikan.
- Memiliki kelainan pada sikap tubuh atau pola gerakan, seperti selalu berjalan dengan berjinjit
- Melakukan gerakan repetitif tidak bertujuan
- Hanya memilih makanan tertentu
- Marah jika ada perubahan
- Sensitif terhadap cahaya, sentuhan, atau suara
- Tidak merespons terhadap rasa sakit
Segera periksakan anak ke dokter bila terlihat gejala seperti :
- Gangguan kemampuan bicara atau berinteraksi
- Tidak memberi respon bahagia atau senyum hingga usia 6 bulan
- Tidak meniru suara atau ekspresi wajah hingga usia 9 bulan
- Tidak mengoceh hingga 12 bulan
- Tidak memberi gestur tubuh hingga usia 14 bulan
- Tidak mengucapkan 1 katapun hingga usia 16 bulan
SamMarie menyediakan layanan dokter spesialis anak yang berpengalaman menangani anak berkebutuhan khusus. Hubungi nomor telepon klinik SamMarie wijaya di 021 7211 305 atau kunjungi klinik kami di Jl Wijaya 1 no 45 Jakarta Selatan.